Bulu Perindu Sukma
https://encrypted-tbn1.google.com/images?q=tbn:ANd9GcSMuyclZRZF-E5jwtOBQjHBauWr8ApIiVvOzvpSnDtVTLyvMhvk_A
Bulu Perindu Asli Kalimantan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_wrGKWFOA3HQlXsAOhErY25zExXKl5iyvaCRWEmxJOdu5lVYPWHlFTSg-8LBIvUpG9CIUeeAIO6FFX6YBf6Sk9luZW0jNVYw9S6WjJmDbXMZYaN6DPsKh00YfZW3d1wONDkL5ilfxxKA/s1600/10342009_474747462656295_8105383633532268584_n.png
Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun Wanita. Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Ciri - ciri keaslian
Jika di tetesi / dibasahi air dan di letakkan di atas lantai atau sehelai kertas, maka secara menakjub kan Bulu Perindu tersebut akan menggeliat - geliat laksana seekor cacing. Sepasang Bulu Perindu jika di dekatkan / dipertemukan ujung - ujungnya, secara ajaib akan berangsur - angsur saling mendekat dan melilit.
Testing Video Keaslian Bulu Perindu Sukma

mahar tingkat satu 300.000 sudah ongkos kirim
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita.
mahar tingkat Dua 550.000 ribu sudah ongkos kirim
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk
menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.


"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"

"Bagi Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"
Gak banyak-banyak deh, Cuma mo bilang makasih kepada Bapak Hendro Susilo atas bantuannya. Kini istri saya semakin sayang dan perhatian , Buluh perindunya mantabs banget deh pokoknya.

Mondanamondan***@gmail.com
Muhammad Akbar
Karyawan Bank Swasta
Jl. Pahlawan No. 59 Bandung

Awalnya percaya nggak percaya sih. Namun ternyata gadis impianku kini bisa berada di sampingku. Buluh perindu dari Bapak Hendro Susilo memang bisa diandalkan.tempo beberapa hari sudah ada reaksinya Terima kasih saya ucapkan kepada Bapak Hendro S.

Hari Purwanto Jaya
Staff Accounting Perusahaan Asing
Rohmat _ megacom***@yahoo.co.id
SMK Tunggal Cipta, Sambirejo, Barukan, Manisrenggo


Ragu pada saat melihat-lihat di google karena memang sangat banyak yang menawarkan Buluh Perindu. Belum lagi komentar dari orang-orang yang bernada “miring” ditambah lagi dengan pengalaman pahit product sejenis yang tidak bereaksi apa-apa membuat saya menjadi malas. Tapi entah kenapa dengan Bapak hendro Susilo ini saya merasakan ada yang berbeda, akhirnya saya putuskan untuk mencoba menggunakan Buluh Perindu dari bapak Hendro Susilo dengan modal spekulasi. Kalau berhasil ya Alhamdulilah jika masih gagal ya sudahlah namanya juga usaha. Beberapa waktu sejak order Buluh Perindu datang sepertinya tidak terjadi perubahan namun saya tetap konsisten menjalanka Ibadah dan senantiasa berdoa dan tidak berapa lama akhirnya masalah saya terselesaikan. Usaha saya lancar jaya..

Dedi Mulyono
Pengusaha Bisnis Retail
Hallibrezekimelim***@yahoo.com
Jl.Jend.Sudirman no.32 Makasar


Mohon maaf kepada Bapak Hendro Susilo, awalnya saya sempat meremehkan Buluh Perindu dari Bapak karena pengalaman buruk saya menggunakan Buluh Perindu dari orang lain tidak berhasil. Berkat saran- saran dari Bapak untuk menjalankan amalan-amalan ibadah dengan konsisten akhirnya saya dapat menyelesaikan masalah yang mendera saya. Buluh Perindu dari Bapak Hendro Susilo memang manjur. Terimakasih
Titik _ titikban***@plasa.com
Jl. Gajah Mada, Bangil, Jawa Timur

Akhirnya Hutang Gue bisa gue cicil memang hebat resep dari mas Hendro Susilo. Maju terus Buluh Perindu nya ya mas.
Binsamdonysemestar***@plasa.com
Jl. Raya Cetho - Sukuh, Karanganyar

Mas Hendro, Masalah sudah terselesaikan, terimakasih banyak. Jempolan memang Buluh Perindunya. alhamdulillah istri saya yang pergi sudah kembali ke rumah dan keluarga kami semakin harmonis.
Roihanabadipuls***@ymail.com
Tuban, Jawa Timur

Bener-bener beda, syarat ndak repot, Buluh Perindunya bisa diwarisin lagi. Dimana coba bisa nemu produk seperti ini. Btw terimakasih kang Hendro Susilo. Masalah yang lalu kini tinggal masa lalu. Sekarang saatnya menikmati kehidupan yang baru. Suamiku sudah tidak suka selingkuh lagi, dan semakin betah di rumah setelah pulang dari kantor.
dewi _ mutia***@yahoo.com
Playen, Gunungkidul

Asalkan sabar dan terus berupaya semuanya akan bisa teratasi. Yang penting jangan menyerah dan tetap lakukan amalan-amalannya dan tunggu hasilnya. Di di usia yang ke 38 tahun akhirnya saya mendapatkan istri yang cantik . Saya tidak ragu untuk merekomendasikan produk Bapak Hendro Susilo yang terkenal dengan Buluh Perindunya.
Sanudin _ sanu***@yahoo.com
Jl Parakan Paat 3 no 142 Rt 01 Rw 07 Kel Cis Endah

Jadi gak takut nih mo nyicil barang-barang, semuanya bisa terlunasi kok sekarang. Penghasilan udah nambah, memang gak banyak banget tapi alhamdulillah . Terima kasih Pak Hendro udah bantuin. dan saya semakin rajin berinfak atas saran pak Hendro Susilo
imronmuslimin***@gmail.com
Ds. Tegalrejo RT 03 / RW 02 Kec. Merakurak, Tuban

Mau kasih testimoni apa ya? Susah juga kalo gak nyobain sendiri. Pokoke Buluh Perindu. Top markotop deh Mas Hendro nya..
MrMmultisejaht***@rocketmail.com
Kp. Cibogo RT 01 RW 01 Ds. Sukajadi.

Pembayaran dapat di lakukan ke salah satu rekening di bawah ini:
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
Bank BCA Kantor Cabang: KCU Bukit Barisan
No. Rekening : 3831172434
Nama Pemilik : Hendro Susilo
Bank Mandiri Kantor Cabang: KCP Medan Simpang pos
No. Rekening : 105-00-1057268-7
Nama Pemilik : Hendro Susilo

setelah transfer harap konfirmasi sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )( Hendro Susilo ) sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu. bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA JNE,TIKI DAN POS Code Resi Paket pengiriman anda dapat di lihat di " CEK STATUS PENGIRIMAN " di bawah ini

JNE:

TIKI:

POS:

dengan cara memsukkan nomor barcode/resi pengiriman yang akan saya berikan kepada anda melalui email/sms NB: untuk pemohon agar terlebih dahulu mengirimkan email atau sms ke alamat buluperindusukma@gmail.com dan jika ingin kontak langsung hub atau sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )
TESTIMONI DARI BB
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEja2CmaUB0xK4SaWaaAlH5B8zjdMBC_KtWu9F8myfq7SSfHGVBefA5EAXP-1itmjNNqbmGvJJjdn2hBCEV8PKPKqzlFlk1QWzxSf7ZH9R24uK5fONpe21h45Ebwvqhb5pS_Ao1_RchBQbg/s1600/6DSAu0a.png
Bukti pengiriman JNE dan Pos Indonesia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj1OpGEi4m1Nl7Rq0oAdTlPe2pLRgMbHKDvRHgdpy34-NzbR58vAJXEU7gBkmJ4YK13CNmhyphenhyphenMH3UPgsAWepQn7uT4hFB3X_I3g27moYxdyrIvV9Bxgcu11_-RiatWbzLL3JQ8ifvpELmlc/s1600/Pancur+Batu-20130121-00933.jpg
MAHAR PELET MANTRA 550.000 |MAHAR PELET FOTO |850.000 | MAHAR PELET SEMAR MESEM | 550.000 | MAHAR PUTER GILING 1000.000 | TLP/SMS HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo ) CEK RESI LINK : JNE TIKI POS

REPORTASE SILATURAHIM KAMPUS WONG ALUS

UPAYA MENJADI MANUSIA YANG LUMRAH DAN HARMONIS DENGAN ALAM SEMESTA

Selesai sudah hajatan akbar silaturahim keluarga besar kampus wong alus yang diselenggarakan pada 17 s/d 18 September 2010 kemarin. Sukses dan tercapai semua target penyelenggaraan acara tanpa kendala apapun.

Saya berangkat dari Sidoarjo menuju Yogyakarta untuk mengemban misi yang bisa dirangkum dalam kalimat sederhana: “menyambung paseduluran.” Merekatkan persahabatan dan persaudaraan di antara anak bangsa dari berbagai latar belakang asal, budaya, dan agama.

Berangkat pada 17 September 2010 dini hari, saya ikut rombongan kloter dari Sidoarjo yang dipimpin oleh Ki Camat Krian (dipanggil Ki Camat karena memang ia dipercaya memegang amanah untuk menjadi Camat dan memimpin wilayah Kecamatan Krian, Sidoarjo) dan Mas Kumitir (pemilik blog alang-alangkumitir). Sebelumnya, kita merencanakan berangkat siang atau sore mengingat para sedulur panitia sudah berdatangan secara bergelombang ke home base acara silaturahim ini yaitu di kediamannya Ki Sabdalangit di kawasan Plengkung Wijilan, dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Namun, karena satu dan lain hal akhirnya keberangkatan ditunda menjadi pukul 01.00 IB.

Sebelum berangkat, saya sudah mendapat informasi kalau para sedulur dan sesepun panitia yang dari Jakarta sudah datang di antaranya Ki Nurjati dan lain-lain. Panitia lain yang sudah hadir di antaranya mas Bengawan Candhu (ketua panitia), ki Angon, mas Deadman, mas Than must the post, mas Wawan, mas Hijrah, Gus Santri dll.

Di dalam mobil, kami bercengkrama seperti biasa. Pembicaraan mengarah kepada substansi acara ini yaitu agar kita semua yang berangkat ke acara silaturahim ini dengan niat yang setulusnya. Tidak perlu ada keinginan yang macam-macam misalnya ingin berguru kesaktian apalagi mencoba ilmu yang sudah diamalkan. Ssebab adanya keinginan lain justeru yang muncul adalah ego dan ini biasanya menyesatkan sang “aku sejati” untuk menggapai kesempurnaan. Dalam hati saya berbisik, semoga sedulur semua yang nanti hadir di acara ini juga sama-sama meluruskan niatnya.

Ada kejadian kecil namun menjadi tanda bahwa saya harus meluruskan niat sebelum acara. Yaitu sms-sms yang ada di handphone saya, yang berisi amalan-amalan yang siap untuk diupload, terhapus gara-gara salah pencet. Seingat saya, sms itu adalah kiriman amalan-amalan yang bagus misalnya pengijazahan RDR pamungkas dari Ki Dagoel Badranaya dan lainnya. Inilah tanda-tanda bahwa sebelum silaturahim kita tidak boleh memegang atau menyimpan amalan-amalan yang berbahaya dan berpotensi mengganggu harmoni antara manusia dengan alam semesta.

Mobil melaju kencang dan bila biasanya Surabaya-Yogyakarta ditempuh selama 7-8 jam, rombongan kami masuk di kota Jogja sekitar pukul 05.30 WIB atau sekitar 4,5 jam perjalanan dengan lancar dan tanpa terjebak kemacetan sama sekali. Tiba di rumah ki Sabdalangit, kami disambut oleh para sedulur panitia yang sudah semalaman jagongan. Saya melihat wajah mereka yang sedikit kecapekan namun dada yang penuh semangat ingin mensukseskan acara silaturahim kedua ini. (Silaturahim pertama diselenggarakan di Sidoarjo, Jatim satu tahun sebelumnya).

Saat datang itu, tidak terlihat si empunya rumah, Ki Sabdalangit A.E Banyusegara. Kata rekan-rekan, Ki Sabda yang kita dapuk sebagai Ketua I Kampus Wong Alus ini masih istirahat setelah melayani para sedulur panitia untuk menyediakan konsumsi, penjemputan dan lain-lain. Yang juga tidak terlihat saat itu adalah Mas Bengawan Candhu, sang Ketua Panitia Silurahim. Mas Bengawan bersama para sesepuh dan sedulur yang lain ternyata menginap di rumah Ki Sabdo Sejati di kawasan Ringroad utara. Jadi selain Ki Sabdalangit, Ki Sabdo Sejati ini berkenan menyediakan tumpangan bagi sedulur panitia silaturahim. Terima kasih untuk panjenengan berdua…

Saat itu Ki Angon juga terlihat. Dengan senyum manis dan jiwa angon-nya, ternyata malam itu Ki Angon barusaja berkenan untuk berbagi-bagi ngelmu. Tentu saja kalau Ki Angon yang berbagi ilmu tentunya bukan ilmu yang sembarangan. Beliau sesepuh yang sudah kenyang makan asam garam soal-soal makrifatullah di jalur akademis. Gelar doktor beliau sabet di umur yang masih cukup belia di Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Di dekat Ki Angon, ada juga Gus Santri dari Blitar. Gus Santri adalah seorang pengasuh pondok pesantren yang kaya dengan kitab-kitab kuning yang sudah sangat langka. Di Blog ini, Gus Santri juga sudah mengijazahkan kitab yang menjadi dasar ilmu-ilmu hikmah. Untuk Gus Santri, tiada kata lain selain, lanjutkan pengijazahannya Gus.. kita semua menantinya.

Saat jarum jam menunjukkan pukul 08.30 WIB, di depan rumah kediaman Ki Sabda berhenti beberapa motor. Pengendaranya turun dan membuka helm. Wajah-wajah muda penuh semangat langsung menyapa kami. Mereka ini adalah rombongan yang dipimpin oleh Mas Bengawan Candhu.

Setelah kami berkenalan, koordinasi singkat langsung kita adakan dan akhirnya kita sepakati bahwa rombongan Mas Bengawan akan berangkat terlebih dulu ke Cepuri Pantai Parangkusumo, tempat acara silaturahim digelar untuk memasang spanduk, berkoordinasi dengan juru kunci dan petugas penginapan serta petugas keamanan. Sementara Ki Sabdalangit, ki Sabdo sejati, ki Camat, Mas Kumitir, Wak Gondrong, Mas Wawan dan saya tinggal sementara berziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede. Selanjutnya rombongan dipecah menjadi dua, saya dan Ki Sabda membawa sound system dan Ki Sabdo Sejati mengangkut snack yang sudah disediakan Ki Umar Jogja berjumlah 250 kotak lebih. Matur nuwun untuk Ki Umar…

17 September 2010 itu adalah hari Jumat pon bertepatan dengan wafatnya Panembahan Senopati. Saya sholat Jumat di masjid dekat rumah Ki Sabdalangit. Di sana saya memohon agar Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan untuk membantu agar acara silaturahim ini sukses tanpa ada halangan sama sekali. Usai sholat Jumat, saat berjalan kaki ke rumah ki Sabda, hujan rintik-rintik mulai turun dan terus memayungi pada saat ziarah.

Ziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede kita laksanakan usai sholat Jumat mengikuti jadwal dibukanya makam oleh juru kunci. Kita merasa wajib melakukan ziarah ini. Kenapa? Mereka ini adalah para leluhur yang harus kita hormati dan terasa tidak sopan kiranya bila kita tidak mohon ijin pada mereka. Para leluhur inilah yang dulu sudah berkenan babat alas di tanah Jawa, menorehkan karya-karya gemilang sehingga kita bisa menikmati hasilnya sekarang ini. Para leluhur ini adalah orang tua kita, simbah-simbah/eyang-eyang kita, buyut-buyut kita dan seterusnya hingga manusia pertama di muka bumi.

Jasad atau tubuh mereka memang sudah tiada, namun ruh mereka tetap ada di dimensi bumi ini. Mereka ini senantiasa membimbing, njangkung dan njampangi kita semua yang menyadari keberadaan mereka. Sayang bila kita tidak menyadari apalagi menganggap mereka tidak ada, maka kita akhirnya juga tidak akan mampu mendengarkan petuah-petuah dan wejangan-wejangannya yang sangat bermanfaat untuk menjalani hidup ini.

Boleh dikatakan, ziarah yang dibimbing oleh Ki Sabdalangit inilah salah satu inti pembuka acara Silaturahim Keluarga Besar Kampus Wong Alus ini. Meskipun memang tidak kita umumkan secara resmi, bahkan kepada panitia sekalipun, namun dalam batin ini berkata: tanpa kita melakukan ziarah, acara tidak akan bisa terlaksana. Ziarah ini hakekatnya adalah sebuah langkah menyadari betapa kita ini harus mengadakan komunikasi dan konsultasi yang berarti penyelarasan/harmonisasi antara jagad wadag/jagad fisik dan jagad non fisik/jagad gaib.

Makam raja-raja Mataram di Imogiri kita pilih sebagai sebagai tempat ziarah karena di sinilah leluhur tanah Jawa kini berrumah. Salah satunya adalah Kanjeng Sinuwun Panembahan Senopati yang kita kenal sebagai “suami” Kanjeng Ratu Kidul. Selain dimaknai sebagai simbolisasi jagad cilik (mikromosmos) dan jagad gede (makrokosmos), sesungguhnya perkawinan ini benar-benar terjadi. Perkawinan antara dua penguasa, yang satu penguasa Mataram dan satu lagi adalah penguasa gaib dari entitas “bidadari”.

Ada kejadian unik. Salah satunya dialami mas Kumitir. Saat akan membawa masuk bunga ke makan utama para raja Mataram ternyata dia membawa tujuh keranjang bunga. Ini aneh sebab pada saar membeli masing-masing orang sudah kebagian jatah dua keranjang jadi total semuanya empat belas keranjang?

“Eeee…. saat akan mengambil bunga yang ditaruh di pos ganti baju Jawa, kok saya dapat tujuh keranjang… ya sudah saya yang kebagian paling banyak menabur bunga ke para leluhur ini” ujar Mas Kumitir.

Di makam ini, Ki Sabdalangit, Ki Kumitir, Ki Camat, dan saya sama-sama mendapat sasmita kalau nanti kita akan dibantu oleh para leluhur agar sukses. Bahkan Ki Sabda mengatakan bahwa Ki Ageng Mangir Wonoboyo, Gusti Mangkunegoro IV, Panembahan Senopati dan para leluhur lain berkenan hadir. Juga dihadiri oleh para abdidalem brayat dari tlatah Kidul. Kita juga mendapatkan sasmita bahwa siapapun pihak yang memiliki niat jahat dan akan mengganggu jalannya acara silaturahim maka niat jahat itu akan membalik mengenai dirinya sendiri. “Iki ngalam ngger, sopo wonge sing duwe niyat olo, yo kudu gelem narimo laku niyate dhewe”

Usai Ziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede, jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB. Saya mengirimkan sms ke mas Bengawan Candhu yang sudah ada di pantai Parangkusumo untuk menempelkan spanduk dan boleh memulai acara. Karena memang etikanya demikian. Yaitu memohon ijin dulu kepada para leluhur kemudian baru memulai perhelatan dari yang sekecil-kecilnya.

Hujan memayungi perjalanan kami dari kota Jogja menuju pantai Parangkusumo. Pukul 16.30 WIB kami sampai di Cepuri dan cuaca hanya sedikit mendung dan sesaat kemudian malah terang benderang hingga akhir acara. Sampai di Cepuri, saya turun dari kendaraan dan terlebih dulu menyisir lokasi. Saya sedikit kaget, ternyata acara yang awalnya direncanakan di pendopo Cepuri malah diselenggarakan di halaman masjid Cepuri. Kenapa lokasinya digeser? Begitu tanya saya saat itu.

Ternyata perubahan lokasi itu menurut mas Bengawan Candhu dilakukan karena para sedulur dan sesepuh yang sudah hadir menghendaki acara dilangsungkan tepat waktu. Sebuah langkah bijaksana dan strategis mengingat di atas permukaan langkah itu adalah mengikuti niat sedulur yang kadung bersemangat mengikuti acara dan menepis anggapan bahwa acara ini tidak jadi dilaksanakan.

Saat memberikan kata sambutan, saya mengatakan mohon maaf atas keterlambatan itu. “Saya mohon maaf atas keterlambatan ini. Semua ini sudah ada yang mengaturnya. Bukan kesengajaan kami untuk terlambat, namun memang semata-mata diharuskan seperti ini oleh alam semesta. Kita menjalani laku dan dawuh saja. Tidak lebih..” kata saya membuka acara.

Saat itu, saya mengatakan bahwa tujuan acara silaturahim ini segaris dengan tujuan pembuatan blog Kampus Wong Alus yaitu sebagai SARANA MENAMBAH SAUDARA, sarana menambah sedulur, sarana menyambung silaturahim antar sesama yang merasa ingin nggayuh kasampurnaning urip, menggapai makna hidup yang sempurna dan sejati. Tujuannya memang itu, meskipun dalam acara silaturahim akan ada yang mengijazahkan amalan-amalan dari khasanah ilmu-ilmu hikmah dan sebagainya. Namun sesungguhnya pengijazahan amalan-amalan itu sebenarnya juga terangkum dan satu kesatuan dengan tujuan. Bukankah ilmu-ilmu HIKMAH sebenarnya adalah ilmu-ilmu tentang HAKEKAT? Hakekat kekuatan itu apa? Hakekat kesaktian itu apa? Dan sebagainya.. inilah ilmu hakekat.

Ki Sabdalangit dalam sambutannya mengatakan bahwa sangat diperlukan sebuah upaya mengajak semua elemen bangsa kita untuk hidup sinergis dan selaras dengan alam. Jagad cilik (mikrokosmos) manusia dan jagad gede (makrokosmos) alam semesta ini sebenarnya adalah satu kesatuan. Gejolak batiniah/rahsa jagad cilik akan mempengaruhi gejolak alam semesta. Tenang damai dan teraturnya batin akan membuat alam semesta juga tenang. Inilah yang harus disadari bersama, sehingga masing-masing pribadi diharapkan mampu menata batinnya masing-masing agar lingkungan sekitar kita damai dan bangsa ini menjadi bangsa yang damai, sejahtera lahir dan batin.

“Silaturahim keluarga Kampus Wong Alus ini bukan hanya momentum biasa. Melainkan dikehendaki para leluhur agar tercapai reformasi dan revolusi kesadaran spiritual yang sudah berabad-abad terkooptasi kesadaran-kesadaran palsu dan dogmatis karena kekuasaan ego yang tidak berasal dari diri yang sejati. Kesadaran palsu itulah dogma-dogma dan justeru menjadi berhala-berhala. Ia menjadi mitos yang mengungkung pola pikir dan kesadaran ruh kita. Kita menjadi bangsa yang terjajah secara mental dalam waktu yang lama dan mengimani sesuatu yang keliru. Inilah momentum kita semua menyadari hal ini, dan kemudian bersama-sama menegakkan akal sehat atau logos dalam spiritualitas,” kata Ki Sabdalangit.

Tak terasa, maghrib tiba. Peserta melaksanakan sholat Maghrib dan acara dilanjutkan bakda sholat Isya.

Pengijazahan dan Attunement
Acara silaturahim ini berlangsung sukses luar biasa. Ratusan orang mengikuti acara dengan hikmat hingga selesai. Sangat disayangkan bagi poro sedulur yang tidak bisa hadir karena jadwal acara terasa padat dan sangat bermakna.

Lokasi acara digeser dari sebelumnya, dari halaman masjid menjadi tempat terbuka di Cepuri Parangkusumo. Di alam terbuka hanya beralaskan rumput dan pasir pantai seperti ini, energi alam begitu mudah diakses oleh siapa saja.

Acara dimulai dengan Pengijazahan Dzikir Makrifat oleh Ki Ageng Jembar Jumantoro. KI Ageng membeberkan tata cara dan laku dzikir yang diijazahkannya. Disertai dengan hakekat amalan tersebut yang terasa begitu mendalam dan sangat sesuai bagi jiwa-jiwa yang butuh oase di tengah gersangnya peradaban sekarang ini.

Usai ki Ageng, acara dilanjut dengan pengijazahan Asma Singa Rajeh Kubro oleh Ki Nurjati. Sekitar tiga puluh menit, peserta mendapatkan ilmu hikmah tingkat tinggi ini. Ini amalan untuk pegangan bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Pengijazahan langsung semacam ini tentu saja sangat ditunggu-tunggu oleh peserta yang jauh-jauh datang dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang datang dari luar negeri, seperti dari Malaysia, Saudi Arabia, Brunei dan lain-lain.

Bila sebelumnya pengijazahan di Kampus Wong Alus dilakukan secara online, maka kali ini pengijazahan benar-benar dilaksanakan secara tatap muka antara sesepuh dengan para sedulur.

Acara dilanjutkan dengan pembagian door prize dari Ki Abdul Jabbar dan Mas Dead Man berupa CD tata cara meditasi dan tradisi-tradisi esoterik tingkat tiinggi lainnya. Selain itu, Ki Umar Jogja juga memberikan door prize serta pengijazahan sorban untuk berbagai manfaat.

Jarum jam menunjukkan pukul 22.00 WIB, acara dilanjutkan dengan attunement usui reiki dan tradisi esoterik lainnya termasuk hipnosis oleh Ki Camat Krian. Juga dibedah, bagaimana proses kesadaran fisik (otak) bekerja, termasuk tata cara penurunan gelombang otak yang sangat berguna saat meditasi untuk mencapai titik hening. Peserta mendapatkan juga teknik-teknik self hipnosis dan dasar-dasar Neuro Lingusitik Programming (NLP) sebagai dasar pengetahuan hipnosis.

Meskipun tidak bisa secara keseluruhan diungkap soal ini, namun setidaknya peserta mendapatkan gambaran global bagaimana cara menurunkan gelombang otak hingga mampu melakukan pemrograman bawah sadar.

Revolusi kesadaran
Sesi terakhir diisi oleh Ki Sabda Langit. Setelah mendapatkan materi dan metode-metode olah kesadaran fisik secara global oleh Ki Camat, acara dilanjutkan oleh Ki Sabda. Ki Sabda melanjutkan tingkat-tingkat kesadaran manusia. “Bila kesadaran fisik manusia sudah berhenti di gelombang terendah, maka akan berganti dengan kesaaran ruh… inilah yang akan kita bahas” kata Ki Sabda.

Kesadaran ruh ini tampak saat seseorang meraga sukma/lolos sukma dan tradisi esoterik lainnya. Dalam meraga sukma, yang bekerja adalah kesadaran ruh. Sukma keluar dari fisik (tubuh) kita namun tetap terhubung dengan tali penghubung yaitu nyawa. Tali ini tidak boleh diputus saat meraga sukma karena kalau terputus maka yang pelakunya bisa meninggal dunia.

Terbangunnya kesadaran ruh akan mengubah juga tingkat persepsi kita tentang diri kita dan dunia di sekitar kita. Semakin tinggi persepsi, semakin besar kesadaran dan mengalami terbukanya pandangan dunia dari perspektif yang sama sekali baru.

Salah satu pengalaman yang paling umum seseorang yang berhasil melakukan revolusi membuka kesadaran ruh ini adalah perasaan “kesatuan” atau manunggal antara diri kita dengan Ingsun Sejati. Kesatuan sering dialami sebagai perasaan bahwa segala sesuatu adalah bagian dari keseluruhan, atau bahwa kita semua dari satu sumber yang sama dan berbagi semangat yang sama.

Persepsi biasa mengatakan bahwa dunia adalah suatu bentuk-bentuk kehidupan individu yang masing-masing mencari nasibnya sendiri. Padahal di balik fenomena yang seperti itu adalah sifat hakiki keberadaan atau NOUMENA, berupa Satu Kesadaran Ilahi. Kesadaran ini mengungkapkan dirinya dalam alam semesta dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan kemauan untuk “menjadi.”

Namun pada kenyataannya setiap bentuk individu itu sebenarnya adalah ekspresi dari Yang Maha Satu. Dan jika kita membawa pengalaman ini ke dalam kehidupan sehari-hari kita, maka kita akan memiliki rasa hormat yang mendalam kepada setiap makhluk dan orang yang kita temui sepanjang jalan. Hidup kehidupan kita dengan cara ini pasti akan mengarah pada peningkatan energi, kebahagiaan, dan nasib baik bagi diri kita sendiri dan orang-orang di sekitar kita.

Dengan perasaan kemanunggalan ini pula kita akan mampu menapak kepada tingkat kesadaran yang melampaui pengalaman tentang apa yang baik dan yang buruk. Orang biasanya menerima hal-hal baik yang terjadi dalam hidup sebagai “baik” dan hal-hal buruk yang terjadi sebagai “buruk.” Melalui pengalaman manunggal tadi, pengetahuan dan wawasan kita akan naik ke derajat lebih tinggi.

Kita paham dam mengerti bahwa “buruk” sebenarnya diadakan untuk melayani tujuan yang sangat penting, bahwa itu ada untuk membantu kita dan dunia di sekitar kita untuk berevolusi. Dalam pengertian itu “buruk” sama baiknya dengan “baik!” Sebaliknya melalui pengalaman kesadaran spiritual kita mulai melihat bahwa banyak hal kita lihat sebagai “baik” mungkin tidak benar-benar baik.

Memiliki pengalaman spiritual seperti kesatuan membantu kita mengenali bahwa sumber proses berpikir kita, pikiran kita yang meskipun sebuah instrumen yang terbatas namun bisa menjadi peta untuk menggapai wilayah-wilayah ketuhahan. Ibarat jangka yang mampu menjangkah hal-hal yang sifatnya abstrak seperti soal-soal ketuhanan. Namun disinilah kita dituntut untuk arif, bahwa sejatinya di luar yang bisa kita nalar tidak perlu untuk disampaikan karena itu bukan wilayah “bahasa” mulut lagi namun bahasa rahsa sejati.

Sebisa-bisanya kita berpijak pada “rasio”, karena dengan ini akan membuka kesadaran spiritual pikiran kita yang tampaknya lemah dan terbatas, penuh dengan prasangka kita sendiri dan pembenaran. Maka dengan digunakannya nalar maka itu akan membuka keterbatasan kesadaran, perspektif, dan pengetahuan kita. Kita hindari dogmatisme yang sesungguhnya adalah berhala-berhala pikiran. Ini segaris dengan visi dan misi orang-orang suci di dunia, yaitu membebaskan manusia dari berhala dogmatisme.

Wisata alam gaib
Pantai Parangkusumo. Jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB. Setelah mendapatkan pencerahan dan teknik-teknik harmonisasi diri kita dengan alam sekitar, maka sesi terakhir adalah wisata alam gaib. Acara ini adalah praktek meditasi yang sebelumnya dibedah secara teoritis. Peserta berjalan kaki sekitar 500 meter dari Cepuri ke bibir pantai yang gelap dan hanya disinari cahaya bulan.

Tiba di bibir pantai, ratusan peserta yang sejak awal acara mengikuti dengan hikmat dan serius duduk dalam posisi meditasi menghadap arah laut. Disana, peserta dibimbing untuk meditasi, mengosongkan pikiran dan niat-niat yang tidak serasi dengan alam. Niat yang tidak serasi misalnya matek aji jaya kawijayan, wirid, hizib, dan asma untuk mengusir dan bermusuhan dengan mahluk-makhluk gaib.

“Kita kosongkan niat-niat seperti itu. Kita nol-kan ego, keinginan dan persepsi-persepsi/gambaran-gambaran seperti apa makhluk dan kerajaan pantai selatan itu. Kita biarkan batin kita melihat apa adanya,” ujar Ki sabda.

Tiga puluh menit meditasi, peserta yang sebelumnya “suh luyut sirna kagenten ananing Gusti”… diminta membuka mata lebar-lebar. Bila sebelumnya melihat dengan batin, maka sekarang diminta melihat dengan mata terbuka apa yang sesungguhnya terjadi di laut selatan.

Lima belas menit kemudian, peserta mengakhiri ritual wisata alam gaib itu dan kemudian berkumpul melingkar untuk menceriterakan apa yang sudah mereka rasakan, dengarkan dan mereka lihat. Ibarat meraba gajah, bila kita meraba bagian kakinya maka kita bisanya menceriterakan kakinya seperti apa, bila kita meraba bagian mata maka kita menceriterakan mata gajah seperti apa dan seterusnya.

“Begitu juga melihat fenomena gaib. Namun bagi mereka yang sudah “sempurna” pengelihatan mata batinnya, maka apa yang dilihatpun juga terasa utuh dan menyeluruh,” ujar Ki Sabdalangit. Pengakuan peserta mereka melihat: Pintu gerbang kerajaan Pantai Selatan, kilatan-kilatan cahaya, kereta kencana yang berjalan di kejauhan, suara gending-gending, suara-suara perempuan, perempuan berpakaian prajurit keraton, bau harum dan sebagainya.

Semua tidak ada yang tidak mungkin. Semua serba mungkin bila DIA menghendaki. Selamat lahir kembali dengan semangat revolusi spiritual baru Indonesia! Menjadi manusia yang lumrah dan lumrahnya manusia. Bukan manusia yang diliputi dengan egoisme namun manusia yang mencair, selaras dan harmoni dengan alam semesta. Terima kasih. Salam paseduluran.

@@@@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar