UPAYA MENJADI MANUSIA YANG LUMRAH DAN HARMONIS DENGAN ALAM SEMESTA
Selesai
sudah hajatan akbar silaturahim keluarga besar kampus wong alus yang
diselenggarakan pada 17 s/d 18 September 2010 kemarin. Sukses dan
tercapai semua target penyelenggaraan acara tanpa kendala apapun.
Saya
berangkat dari Sidoarjo menuju Yogyakarta untuk mengemban misi yang
bisa dirangkum dalam kalimat sederhana: “menyambung paseduluran.”
Merekatkan persahabatan dan persaudaraan di antara anak bangsa dari
berbagai latar belakang asal, budaya, dan agama.
Berangkat pada
17 September 2010 dini hari, saya ikut rombongan kloter dari Sidoarjo
yang dipimpin oleh Ki Camat Krian (dipanggil Ki Camat karena memang ia
dipercaya memegang amanah untuk menjadi Camat dan memimpin wilayah
Kecamatan Krian, Sidoarjo) dan Mas Kumitir (pemilik blog
alang-alangkumitir). Sebelumnya, kita merencanakan berangkat siang atau
sore mengingat para sedulur panitia sudah berdatangan secara
bergelombang ke home base acara silaturahim ini yaitu di kediamannya Ki
Sabdalangit di kawasan Plengkung Wijilan, dalam Keraton Ngayogyakarta
Hadiningrat. Namun, karena satu dan lain hal akhirnya keberangkatan
ditunda menjadi pukul 01.00 IB.
Sebelum berangkat, saya sudah
mendapat informasi kalau para sedulur dan sesepun panitia yang dari
Jakarta sudah datang di antaranya Ki Nurjati dan lain-lain. Panitia lain
yang sudah hadir di antaranya mas Bengawan Candhu (ketua panitia), ki
Angon, mas Deadman, mas Than must the post, mas Wawan, mas Hijrah, Gus
Santri dll.
Di dalam mobil, kami bercengkrama seperti biasa.
Pembicaraan mengarah kepada substansi acara ini yaitu agar kita semua
yang berangkat ke acara silaturahim ini dengan niat yang setulusnya.
Tidak perlu ada keinginan yang macam-macam misalnya ingin berguru
kesaktian apalagi mencoba ilmu yang sudah diamalkan. Ssebab adanya
keinginan lain justeru yang muncul adalah ego dan ini biasanya
menyesatkan sang “aku sejati” untuk menggapai kesempurnaan. Dalam hati
saya berbisik, semoga sedulur semua yang nanti hadir di acara ini juga
sama-sama meluruskan niatnya.
Ada kejadian kecil namun menjadi
tanda bahwa saya harus meluruskan niat sebelum acara. Yaitu sms-sms yang
ada di handphone saya, yang berisi amalan-amalan yang siap untuk
diupload, terhapus gara-gara salah pencet. Seingat saya, sms itu adalah
kiriman amalan-amalan yang bagus misalnya pengijazahan RDR pamungkas
dari Ki Dagoel Badranaya dan lainnya. Inilah tanda-tanda bahwa sebelum
silaturahim kita tidak boleh memegang atau menyimpan amalan-amalan yang
berbahaya dan berpotensi mengganggu harmoni antara manusia dengan alam
semesta.
Mobil melaju kencang dan bila biasanya
Surabaya-Yogyakarta ditempuh selama 7-8 jam, rombongan kami masuk di
kota Jogja sekitar pukul 05.30 WIB atau sekitar 4,5 jam perjalanan
dengan lancar dan tanpa terjebak kemacetan sama sekali. Tiba di rumah ki
Sabdalangit, kami disambut oleh para sedulur panitia yang sudah
semalaman jagongan. Saya melihat wajah mereka yang sedikit kecapekan
namun dada yang penuh semangat ingin mensukseskan acara silaturahim
kedua ini. (Silaturahim pertama diselenggarakan di Sidoarjo, Jatim satu
tahun sebelumnya).
Saat datang itu, tidak terlihat si empunya
rumah, Ki Sabdalangit A.E Banyusegara. Kata rekan-rekan, Ki Sabda yang
kita dapuk sebagai Ketua I Kampus Wong Alus ini masih istirahat setelah
melayani para sedulur panitia untuk menyediakan konsumsi, penjemputan
dan lain-lain. Yang juga tidak terlihat saat itu adalah Mas Bengawan
Candhu, sang Ketua Panitia Silurahim. Mas Bengawan bersama para sesepuh
dan sedulur yang lain ternyata menginap di rumah Ki Sabdo Sejati di
kawasan Ringroad utara. Jadi selain Ki Sabdalangit, Ki Sabdo Sejati ini
berkenan menyediakan tumpangan bagi sedulur panitia silaturahim. Terima
kasih untuk panjenengan berdua…
Saat itu Ki Angon juga terlihat.
Dengan senyum manis dan jiwa angon-nya, ternyata malam itu Ki Angon
barusaja berkenan untuk berbagi-bagi ngelmu. Tentu saja kalau Ki Angon
yang berbagi ilmu tentunya bukan ilmu yang sembarangan. Beliau sesepuh
yang sudah kenyang makan asam garam soal-soal makrifatullah di jalur
akademis. Gelar doktor beliau sabet di umur yang masih cukup belia di
Universitas Islam Negeri Yogyakarta.
Di dekat Ki Angon, ada juga
Gus Santri dari Blitar. Gus Santri adalah seorang pengasuh pondok
pesantren yang kaya dengan kitab-kitab kuning yang sudah sangat langka.
Di Blog ini, Gus Santri juga sudah mengijazahkan kitab yang menjadi
dasar ilmu-ilmu hikmah. Untuk Gus Santri, tiada kata lain selain,
lanjutkan pengijazahannya Gus.. kita semua menantinya.
Saat jarum
jam menunjukkan pukul 08.30 WIB, di depan rumah kediaman Ki Sabda
berhenti beberapa motor. Pengendaranya turun dan membuka helm.
Wajah-wajah muda penuh semangat langsung menyapa kami. Mereka ini adalah
rombongan yang dipimpin oleh Mas Bengawan Candhu.
Setelah kami
berkenalan, koordinasi singkat langsung kita adakan dan akhirnya kita
sepakati bahwa rombongan Mas Bengawan akan berangkat terlebih dulu ke
Cepuri Pantai Parangkusumo, tempat acara silaturahim digelar untuk
memasang spanduk, berkoordinasi dengan juru kunci dan petugas penginapan
serta petugas keamanan. Sementara Ki Sabdalangit, ki Sabdo sejati, ki
Camat, Mas Kumitir, Wak Gondrong, Mas Wawan dan saya tinggal sementara
berziarah ke Makam Raja-Raja Mataram di Kotagede. Selanjutnya rombongan
dipecah menjadi dua, saya dan Ki Sabda membawa sound system dan Ki Sabdo
Sejati mengangkut snack yang sudah disediakan Ki Umar Jogja berjumlah
250 kotak lebih. Matur nuwun untuk Ki Umar…
17 September 2010 itu
adalah hari Jumat pon bertepatan dengan wafatnya Panembahan Senopati.
Saya sholat Jumat di masjid dekat rumah Ki Sabdalangit. Di sana saya
memohon agar Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan untuk membantu agar acara
silaturahim ini sukses tanpa ada halangan sama sekali. Usai sholat
Jumat, saat berjalan kaki ke rumah ki Sabda, hujan rintik-rintik mulai
turun dan terus memayungi pada saat ziarah.
Ziarah ke Makam
Raja-Raja Mataram di Kotagede kita laksanakan usai sholat Jumat
mengikuti jadwal dibukanya makam oleh juru kunci. Kita merasa wajib
melakukan ziarah ini. Kenapa? Mereka ini adalah para leluhur yang harus
kita hormati dan terasa tidak sopan kiranya bila kita tidak mohon ijin
pada mereka. Para leluhur inilah yang dulu sudah berkenan babat alas di
tanah Jawa, menorehkan karya-karya gemilang sehingga kita bisa menikmati
hasilnya sekarang ini. Para leluhur ini adalah orang tua kita,
simbah-simbah/eyang-eyang kita, buyut-buyut kita dan seterusnya hingga
manusia pertama di muka bumi.
Jasad atau tubuh mereka memang
sudah tiada, namun ruh mereka tetap ada di dimensi bumi ini. Mereka ini
senantiasa membimbing, njangkung dan njampangi kita semua yang menyadari
keberadaan mereka. Sayang bila kita tidak menyadari apalagi menganggap
mereka tidak ada, maka kita akhirnya juga tidak akan mampu mendengarkan
petuah-petuah dan wejangan-wejangannya yang sangat bermanfaat untuk
menjalani hidup ini.
Boleh dikatakan, ziarah yang dibimbing oleh
Ki Sabdalangit inilah salah satu inti pembuka acara Silaturahim Keluarga
Besar Kampus Wong Alus ini. Meskipun memang tidak kita umumkan secara
resmi, bahkan kepada panitia sekalipun, namun dalam batin ini berkata:
tanpa kita melakukan ziarah, acara tidak akan bisa terlaksana. Ziarah
ini hakekatnya adalah sebuah langkah menyadari betapa kita ini harus
mengadakan komunikasi dan konsultasi yang berarti
penyelarasan/harmonisasi antara jagad wadag/jagad fisik dan jagad non
fisik/jagad gaib.
Makam raja-raja Mataram di Imogiri kita pilih
sebagai sebagai tempat ziarah karena di sinilah leluhur tanah Jawa kini
berrumah. Salah satunya adalah Kanjeng Sinuwun Panembahan Senopati yang
kita kenal sebagai “suami” Kanjeng Ratu Kidul. Selain dimaknai sebagai
simbolisasi jagad cilik (mikromosmos) dan jagad gede (makrokosmos),
sesungguhnya perkawinan ini benar-benar terjadi. Perkawinan antara dua
penguasa, yang satu penguasa Mataram dan satu lagi adalah penguasa gaib
dari entitas “bidadari”.
Ada kejadian unik. Salah satunya dialami
mas Kumitir. Saat akan membawa masuk bunga ke makan utama para raja
Mataram ternyata dia membawa tujuh keranjang bunga. Ini aneh sebab pada
saar membeli masing-masing orang sudah kebagian jatah dua keranjang jadi
total semuanya empat belas keranjang?
“Eeee…. saat akan
mengambil bunga yang ditaruh di pos ganti baju Jawa, kok saya dapat
tujuh keranjang… ya sudah saya yang kebagian paling banyak menabur bunga
ke para leluhur ini” ujar Mas Kumitir.
Di makam ini, Ki
Sabdalangit, Ki Kumitir, Ki Camat, dan saya sama-sama mendapat sasmita
kalau nanti kita akan dibantu oleh para leluhur agar sukses. Bahkan Ki
Sabda mengatakan bahwa Ki Ageng Mangir Wonoboyo, Gusti Mangkunegoro IV,
Panembahan Senopati dan para leluhur lain berkenan hadir. Juga dihadiri
oleh para abdidalem brayat dari tlatah Kidul. Kita juga mendapatkan
sasmita bahwa siapapun pihak yang memiliki niat jahat dan akan
mengganggu jalannya acara silaturahim maka niat jahat itu akan membalik
mengenai dirinya sendiri. “Iki ngalam ngger, sopo wonge sing duwe niyat
olo, yo kudu gelem narimo laku niyate dhewe”
Usai Ziarah ke Makam
Raja-Raja Mataram di Kotagede, jam sudah menunjukkan pukul 14.30 WIB.
Saya mengirimkan sms ke mas Bengawan Candhu yang sudah ada di pantai
Parangkusumo untuk menempelkan spanduk dan boleh memulai acara. Karena
memang etikanya demikian. Yaitu memohon ijin dulu kepada para leluhur
kemudian baru memulai perhelatan dari yang sekecil-kecilnya.
Hujan
memayungi perjalanan kami dari kota Jogja menuju pantai Parangkusumo.
Pukul 16.30 WIB kami sampai di Cepuri dan cuaca hanya sedikit mendung
dan sesaat kemudian malah terang benderang hingga akhir acara. Sampai di
Cepuri, saya turun dari kendaraan dan terlebih dulu menyisir lokasi.
Saya sedikit kaget, ternyata acara yang awalnya direncanakan di pendopo
Cepuri malah diselenggarakan di halaman masjid Cepuri. Kenapa lokasinya
digeser? Begitu tanya saya saat itu.
Ternyata perubahan lokasi
itu menurut mas Bengawan Candhu dilakukan karena para sedulur dan
sesepuh yang sudah hadir menghendaki acara dilangsungkan tepat waktu.
Sebuah langkah bijaksana dan strategis mengingat di atas permukaan
langkah itu adalah mengikuti niat sedulur yang kadung bersemangat
mengikuti acara dan menepis anggapan bahwa acara ini tidak jadi
dilaksanakan.
Saat memberikan kata sambutan, saya mengatakan
mohon maaf atas keterlambatan itu. “Saya mohon maaf atas keterlambatan
ini. Semua ini sudah ada yang mengaturnya. Bukan kesengajaan kami untuk
terlambat, namun memang semata-mata diharuskan seperti ini oleh alam
semesta. Kita menjalani laku dan dawuh saja. Tidak lebih..” kata saya
membuka acara.
Saat itu, saya mengatakan bahwa tujuan acara
silaturahim ini segaris dengan tujuan pembuatan blog Kampus Wong Alus
yaitu sebagai SARANA MENAMBAH SAUDARA, sarana menambah sedulur, sarana
menyambung silaturahim antar sesama yang merasa ingin nggayuh
kasampurnaning urip, menggapai makna hidup yang sempurna dan sejati.
Tujuannya memang itu, meskipun dalam acara silaturahim akan ada yang
mengijazahkan amalan-amalan dari khasanah ilmu-ilmu hikmah dan
sebagainya. Namun sesungguhnya pengijazahan amalan-amalan itu sebenarnya
juga terangkum dan satu kesatuan dengan tujuan. Bukankah ilmu-ilmu
HIKMAH sebenarnya adalah ilmu-ilmu tentang HAKEKAT? Hakekat kekuatan itu
apa? Hakekat kesaktian itu apa? Dan sebagainya.. inilah ilmu hakekat.
Ki
Sabdalangit dalam sambutannya mengatakan bahwa sangat diperlukan sebuah
upaya mengajak semua elemen bangsa kita untuk hidup sinergis dan
selaras dengan alam. Jagad cilik (mikrokosmos) manusia dan jagad gede
(makrokosmos) alam semesta ini sebenarnya adalah satu kesatuan. Gejolak
batiniah/rahsa jagad cilik akan mempengaruhi gejolak alam semesta.
Tenang damai dan teraturnya batin akan membuat alam semesta juga tenang.
Inilah yang harus disadari bersama, sehingga masing-masing pribadi
diharapkan mampu menata batinnya masing-masing agar lingkungan sekitar
kita damai dan bangsa ini menjadi bangsa yang damai, sejahtera lahir dan
batin.
“Silaturahim keluarga Kampus Wong Alus ini bukan hanya
momentum biasa. Melainkan dikehendaki para leluhur agar tercapai
reformasi dan revolusi kesadaran spiritual yang sudah berabad-abad
terkooptasi kesadaran-kesadaran palsu dan dogmatis karena kekuasaan ego
yang tidak berasal dari diri yang sejati. Kesadaran palsu itulah
dogma-dogma dan justeru menjadi berhala-berhala. Ia menjadi mitos yang
mengungkung pola pikir dan kesadaran ruh kita. Kita menjadi bangsa yang
terjajah secara mental dalam waktu yang lama dan mengimani sesuatu yang
keliru. Inilah momentum kita semua menyadari hal ini, dan kemudian
bersama-sama menegakkan akal sehat atau logos dalam spiritualitas,” kata
Ki Sabdalangit.
Tak terasa, maghrib tiba. Peserta melaksanakan sholat Maghrib dan acara dilanjutkan bakda sholat Isya.
Pengijazahan dan Attunement
Acara
silaturahim ini berlangsung sukses luar biasa. Ratusan orang mengikuti
acara dengan hikmat hingga selesai. Sangat disayangkan bagi poro sedulur
yang tidak bisa hadir karena jadwal acara terasa padat dan sangat
bermakna.
Lokasi acara digeser dari sebelumnya, dari halaman
masjid menjadi tempat terbuka di Cepuri Parangkusumo. Di alam terbuka
hanya beralaskan rumput dan pasir pantai seperti ini, energi alam begitu
mudah diakses oleh siapa saja.
Acara dimulai dengan Pengijazahan
Dzikir Makrifat oleh Ki Ageng Jembar Jumantoro. KI Ageng membeberkan
tata cara dan laku dzikir yang diijazahkannya. Disertai dengan hakekat
amalan tersebut yang terasa begitu mendalam dan sangat sesuai bagi
jiwa-jiwa yang butuh oase di tengah gersangnya peradaban sekarang ini.
Usai
ki Ageng, acara dilanjut dengan pengijazahan Asma Singa Rajeh Kubro
oleh Ki Nurjati. Sekitar tiga puluh menit, peserta mendapatkan ilmu
hikmah tingkat tinggi ini. Ini amalan untuk pegangan bila sewaktu-waktu
dibutuhkan. Pengijazahan langsung semacam ini tentu saja sangat
ditunggu-tunggu oleh peserta yang jauh-jauh datang dari berbagai kota di
Indonesia. Bahkan tidak sedikit yang datang dari luar negeri, seperti
dari Malaysia, Saudi Arabia, Brunei dan lain-lain.
Bila
sebelumnya pengijazahan di Kampus Wong Alus dilakukan secara online,
maka kali ini pengijazahan benar-benar dilaksanakan secara tatap muka
antara sesepuh dengan para sedulur.
Acara dilanjutkan dengan
pembagian door prize dari Ki Abdul Jabbar dan Mas Dead Man berupa CD
tata cara meditasi dan tradisi-tradisi esoterik tingkat tiinggi lainnya.
Selain itu, Ki Umar Jogja juga memberikan door prize serta pengijazahan
sorban untuk berbagai manfaat.
Jarum jam menunjukkan pukul 22.00
WIB, acara dilanjutkan dengan attunement usui reiki dan tradisi
esoterik lainnya termasuk hipnosis oleh Ki Camat Krian. Juga dibedah,
bagaimana proses kesadaran fisik (otak) bekerja, termasuk tata cara
penurunan gelombang otak yang sangat berguna saat meditasi untuk
mencapai titik hening. Peserta mendapatkan juga teknik-teknik self
hipnosis dan dasar-dasar Neuro Lingusitik Programming (NLP) sebagai
dasar pengetahuan hipnosis.
Meskipun tidak bisa secara
keseluruhan diungkap soal ini, namun setidaknya peserta mendapatkan
gambaran global bagaimana cara menurunkan gelombang otak hingga mampu
melakukan pemrograman bawah sadar.
Revolusi kesadaran
Sesi
terakhir diisi oleh Ki Sabda Langit. Setelah mendapatkan materi dan
metode-metode olah kesadaran fisik secara global oleh Ki Camat, acara
dilanjutkan oleh Ki Sabda. Ki Sabda melanjutkan tingkat-tingkat
kesadaran manusia. “Bila kesadaran fisik manusia sudah berhenti di
gelombang terendah, maka akan berganti dengan kesaaran ruh… inilah yang
akan kita bahas” kata Ki Sabda.
Kesadaran ruh ini tampak saat
seseorang meraga sukma/lolos sukma dan tradisi esoterik lainnya. Dalam
meraga sukma, yang bekerja adalah kesadaran ruh. Sukma keluar dari fisik
(tubuh) kita namun tetap terhubung dengan tali penghubung yaitu nyawa.
Tali ini tidak boleh diputus saat meraga sukma karena kalau terputus
maka yang pelakunya bisa meninggal dunia.
Terbangunnya kesadaran
ruh akan mengubah juga tingkat persepsi kita tentang diri kita dan dunia
di sekitar kita. Semakin tinggi persepsi, semakin besar kesadaran dan
mengalami terbukanya pandangan dunia dari perspektif yang sama sekali
baru.
Salah satu pengalaman yang paling umum seseorang yang
berhasil melakukan revolusi membuka kesadaran ruh ini adalah perasaan
“kesatuan” atau manunggal antara diri kita dengan Ingsun Sejati.
Kesatuan sering dialami sebagai perasaan bahwa segala sesuatu adalah
bagian dari keseluruhan, atau bahwa kita semua dari satu sumber yang
sama dan berbagi semangat yang sama.
Persepsi biasa mengatakan
bahwa dunia adalah suatu bentuk-bentuk kehidupan individu yang
masing-masing mencari nasibnya sendiri. Padahal di balik fenomena yang
seperti itu adalah sifat hakiki keberadaan atau NOUMENA, berupa Satu
Kesadaran Ilahi. Kesadaran ini mengungkapkan dirinya dalam alam semesta
dalam berbagai bentuk, masing-masing dengan kemauan untuk “menjadi.”
Namun
pada kenyataannya setiap bentuk individu itu sebenarnya adalah ekspresi
dari Yang Maha Satu. Dan jika kita membawa pengalaman ini ke dalam
kehidupan sehari-hari kita, maka kita akan memiliki rasa hormat yang
mendalam kepada setiap makhluk dan orang yang kita temui sepanjang
jalan. Hidup kehidupan kita dengan cara ini pasti akan mengarah pada
peningkatan energi, kebahagiaan, dan nasib baik bagi diri kita sendiri
dan orang-orang di sekitar kita.
Dengan perasaan kemanunggalan
ini pula kita akan mampu menapak kepada tingkat kesadaran yang melampaui
pengalaman tentang apa yang baik dan yang buruk. Orang biasanya
menerima hal-hal baik yang terjadi dalam hidup sebagai “baik” dan
hal-hal buruk yang terjadi sebagai “buruk.” Melalui pengalaman manunggal
tadi, pengetahuan dan wawasan kita akan naik ke derajat lebih tinggi.
Kita
paham dam mengerti bahwa “buruk” sebenarnya diadakan untuk melayani
tujuan yang sangat penting, bahwa itu ada untuk membantu kita dan dunia
di sekitar kita untuk berevolusi. Dalam pengertian itu “buruk” sama
baiknya dengan “baik!” Sebaliknya melalui pengalaman kesadaran spiritual
kita mulai melihat bahwa banyak hal kita lihat sebagai “baik” mungkin
tidak benar-benar baik.
Memiliki pengalaman spiritual seperti
kesatuan membantu kita mengenali bahwa sumber proses berpikir kita,
pikiran kita yang meskipun sebuah instrumen yang terbatas namun bisa
menjadi peta untuk menggapai wilayah-wilayah ketuhahan. Ibarat jangka
yang mampu menjangkah hal-hal yang sifatnya abstrak seperti soal-soal
ketuhanan. Namun disinilah kita dituntut untuk arif, bahwa sejatinya di
luar yang bisa kita nalar tidak perlu untuk disampaikan karena itu bukan
wilayah “bahasa” mulut lagi namun bahasa rahsa sejati.
Sebisa-bisanya
kita berpijak pada “rasio”, karena dengan ini akan membuka kesadaran
spiritual pikiran kita yang tampaknya lemah dan terbatas, penuh dengan
prasangka kita sendiri dan pembenaran. Maka dengan digunakannya nalar
maka itu akan membuka keterbatasan kesadaran, perspektif, dan
pengetahuan kita. Kita hindari dogmatisme yang sesungguhnya adalah
berhala-berhala pikiran. Ini segaris dengan visi dan misi orang-orang
suci di dunia, yaitu membebaskan manusia dari berhala dogmatisme.
Wisata alam gaib
Pantai
Parangkusumo. Jarum jam menunjukkan pukul 00.00 WIB. Setelah
mendapatkan pencerahan dan teknik-teknik harmonisasi diri kita dengan
alam sekitar, maka sesi terakhir adalah wisata alam gaib. Acara ini
adalah praktek meditasi yang sebelumnya dibedah secara teoritis. Peserta
berjalan kaki sekitar 500 meter dari Cepuri ke bibir pantai yang gelap
dan hanya disinari cahaya bulan.
Tiba di bibir pantai, ratusan
peserta yang sejak awal acara mengikuti dengan hikmat dan serius duduk
dalam posisi meditasi menghadap arah laut. Disana, peserta dibimbing
untuk meditasi, mengosongkan pikiran dan niat-niat yang tidak serasi
dengan alam. Niat yang tidak serasi misalnya matek aji jaya kawijayan,
wirid, hizib, dan asma untuk mengusir dan bermusuhan dengan
mahluk-makhluk gaib.
“Kita kosongkan niat-niat seperti itu. Kita
nol-kan ego, keinginan dan persepsi-persepsi/gambaran-gambaran seperti
apa makhluk dan kerajaan pantai selatan itu. Kita biarkan batin kita
melihat apa adanya,” ujar Ki sabda.
Tiga puluh menit meditasi,
peserta yang sebelumnya “suh luyut sirna kagenten ananing Gusti”…
diminta membuka mata lebar-lebar. Bila sebelumnya melihat dengan batin,
maka sekarang diminta melihat dengan mata terbuka apa yang sesungguhnya
terjadi di laut selatan.
Lima belas menit kemudian, peserta
mengakhiri ritual wisata alam gaib itu dan kemudian berkumpul melingkar
untuk menceriterakan apa yang sudah mereka rasakan, dengarkan dan mereka
lihat. Ibarat meraba gajah, bila kita meraba bagian kakinya maka kita
bisanya menceriterakan kakinya seperti apa, bila kita meraba bagian mata
maka kita menceriterakan mata gajah seperti apa dan seterusnya.
“Begitu
juga melihat fenomena gaib. Namun bagi mereka yang sudah “sempurna”
pengelihatan mata batinnya, maka apa yang dilihatpun juga terasa utuh
dan menyeluruh,” ujar Ki Sabdalangit. Pengakuan peserta mereka melihat:
Pintu gerbang kerajaan Pantai Selatan, kilatan-kilatan cahaya, kereta
kencana yang berjalan di kejauhan, suara gending-gending, suara-suara
perempuan, perempuan berpakaian prajurit keraton, bau harum dan
sebagainya.
Semua tidak ada yang tidak mungkin. Semua serba
mungkin bila DIA menghendaki. Selamat lahir kembali dengan semangat
revolusi spiritual baru Indonesia! Menjadi manusia yang lumrah dan
lumrahnya manusia. Bukan manusia yang diliputi dengan egoisme namun
manusia yang mencair, selaras dan harmoni dengan alam semesta. Terima
kasih. Salam paseduluran.
@@@@
Bulu Perindu Sukma
Bulu Perindu Asli Kalimantan
Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun Wanita. Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Testing Video Keaslian Bulu Perindu Sukma
mahar tingkat satu 300.000 sudah ongkos kirim
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita.
mahar tingkat Dua 550.000 ribu sudah ongkos kirim
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk
menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
"Bagi Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"
Pembayaran dapat di lakukan ke salah satu rekening di bawah ini:
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )( Hendro Susilo ) sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu. bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA JNE,TIKI DAN POS Code Resi Paket pengiriman anda dapat di lihat di " CEK STATUS PENGIRIMAN " di bawah ini
dengan cara memsukkan nomor barcode/resi pengiriman yang akan saya berikan kepada anda melalui email/sms NB: untuk pemohon agar terlebih dahulu mengirimkan email atau sms ke alamat buluperindusukma@gmail.com dan jika ingin kontak langsung hub atau sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )
TESTIMONI DARI BB
Bukti pengiriman JNE dan Pos Indonesia
MAHAR PELET MANTRA 550.000 |MAHAR PELET FOTO |850.000 | MAHAR PELET SEMAR MESEM | 550.000 | MAHAR PUTER GILING 1000.000 | TLP/SMS HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo ) : JNE TIKI POS
Bulu Perindu Asli Kalimantan

Di dalam blog ini akan saya jelaskan tentang khasiat dari Bulu Perindu yang melegenda yang khasiat utamanya adalah sebagai media pengasihan atau pemikat lawan jenis,baik Pria ataupun Wanita. Bulu perindu dapat mengatasi Solusi asmara anda yang kandas,pacar di ambil orang,cinta bertepuk sebelah tangan, dan semua yang berhubungan dengan asmara ..
Ciri - ciri keaslian
Jika di tetesi / dibasahi air dan di letakkan di atas lantai atau sehelai kertas, maka secara menakjub kan Bulu Perindu tersebut akan menggeliat - geliat laksana seekor cacing. Sepasang Bulu Perindu jika di dekatkan / dipertemukan ujung - ujungnya, secara ajaib akan berangsur - angsur saling mendekat dan melilit.
Testing Video Keaslian Bulu Perindu Sukma
mahar tingkat satu 300.000 sudah ongkos kirim
khasiatnya antara lain.. pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita.
mahar tingkat Dua 550.000 ribu sudah ongkos kirim
Khusus yang tingkat dua perbedaanya dengan tingkat satu adalah khusus bagi yang sudah berumah tangga atau sudah menikah, mengapa demikian karena power atau bulu perindu tingkat 2 mempunyai power 2x lebih besar dari tingkat 1 karena untuk orang yang sudah menikah rata-rata mempunyai aura yang sudah melemah karena faktor energi cakranya yang meredup akibat sudah seringnya berhubungan badan, jadi di butuhkan kekuatan ekstra untuk
menggunakan bulu perindu ini.
kekuatan bulu perindu tingkat 2 ini di fokuskan untuk mengembalikan pasangan yang selingkuh/pergi dengan laki-laki lain atau sudah tidak cinta lagi
khasiatnya antara lain..
pengasihan, pemikat lawan jenis, penarik simpati, disenangi atasan bawahan, pelaris usaha, pelet, cepat dapat jodoh,mengembalikan pasangan yang selingkuh, cocok untuk pria dan wanita tanpa ritual,puasa dan tanpa pantangan juga bisa di wariskan ke Anak CucuTanpa perlu panjang lebar berikut Testimoni para pemakai Bulu Perindu Sukma.
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"

"Bagi Para Pria dan wanita Yang Ingin Berhasil Dalam Mengatasi masalah asmara,jodoh,perselingkuhan,agar di sayang atasan dan juga pelaris usaha,Bisa Menggunakan Bulu Perindu Ini Sebagai Solusi"
|
"Disclaimer : Hasil dan manfaat dari media bulu perindu ini akan berbeda-beda terhadap individualnya"
![]() |
Bank BCA Kantor Cabang: KCU Bukit Barisan
No. Rekening : 3831172434
Nama Pemilik : Hendro Susilo
|
![]() |
Bank Mandiri Kantor Cabang: KCP Medan Simpang pos
No. Rekening : 105-00-1057268-7
Nama Pemilik : Hendro Susilo
|
setelah transfer harap konfirmasi sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )( Hendro Susilo ) sertakan juga no hp dan alamat lengkap saudara untuk memudah kan pengirimam bulu perindu. bulu perindu dan tata cara penggunaanya akan di kirim melalui JASA JNE,TIKI DAN POS Code Resi Paket pengiriman anda dapat di lihat di " CEK STATUS PENGIRIMAN " di bawah ini



dengan cara memsukkan nomor barcode/resi pengiriman yang akan saya berikan kepada anda melalui email/sms NB: untuk pemohon agar terlebih dahulu mengirimkan email atau sms ke alamat buluperindusukma@gmail.com dan jika ingin kontak langsung hub atau sms ke no HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo )
TESTIMONI DARI BB

Bukti pengiriman JNE dan Pos Indonesia

MAHAR PELET MANTRA 550.000 |MAHAR PELET FOTO |850.000 | MAHAR PELET SEMAR MESEM | 550.000 | MAHAR PUTER GILING 1000.000 | TLP/SMS HP 081375545915 Pin BB : 29A3B191 ( Hendro Susilo ) : JNE TIKI POS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar